Dinsdag 18 Junie 2013

Mobile Evolution

Pengantar Komputasi Modern : Mobile Evolution


Perkembangan dan kemajuan teknologi pada perangkat mobile membutuhkan perkembangan software yang seiring dengan perkembangan hardware yang terdapat pada perangkat mobile seperti perangkat ponsel, tablet, konsol dan juga MP4 / MP3 player.  Saat ini pada perangkat mobile atau yang kemudian dikenal sebagai “gadget” para pengguna/user tidak hanya dapat menggunakan sebuah aplikasi standalone tetapi dengan perangkat mobile pengguna juga dapat menggunakan aplikasi-aplikasi mobile web sama halnya seperti akses web menggunakan sebuah personal computer walaupun dengan beberapa keterbatasan.
Seperti yang sudah kita ketahui di Era saat ini kita sudah merasakan Perkembangan Teknologi yang sangat pesat dan berkembang cepat. Diantaranya salah satu Teknologi Komunikasi yang berkembang ialah Teknologi Komunikasi Mobile, awal mulanya Telepon di temukan oleh Alexander Graham Bell. Hingga saat ini Komunikasi Mobile semakin berkembang, dimulai dengan tahun 1996 merupakan puncak nya perkembangan Komunikasi Mobile seperti Telepon, Pager dan HP. Bagaimana cara kita mendefinisikan dan memahami teknologi mobile tersebut? Ya, dengan kita mengetahui perkembangan yang terjadi pada komunikasi mobile sejak tahun 1978 dengan berdirinya penggunaan AMPS. Hingga EDGE saat ini yang diperkenalkan. Sudah mendefinisikan Teknologi Komunikasi Mobile yang dengan melalui jaringan sinyal tersebut, yang gunanya untuk mengirimkan data- data yang diperlukan dari HP yang disebut Mobile tentunya dengan kecepatan yang semakin besar.
Manfaat komunikasi mobile bagi personal yaitu semakin mempermudah kita untuk berkomunikasi. Tidak hanya melalui pesan singkat atau panggilan saja tetapi juga bisa mengirimkan data berupa audio dan visual dengan lebih baik. Komunikasi mobile juga semakin mempermudah masyarakat untuk memperoleh informasi yang cepat berkat akses internet di tangan. Update informasi terbaru mudah didapat dan diikuti perkembangannya. 48% pengguna internet mengaksesnya melalui mobile phone.Akses yang mudah dan bisa dimana saja membuat masyarakat lebih menyukainya.
Dalam dunia bisnis tentunya akan mempermudah para pebisnis untuk memantau perkembangan bisnisnya baik lokal, nasional, dan internasional. Selain itu, iklan produk mereka akan mudah disebarluaskan kepada masyarakat melalui jaringan internet mobile yang pastinya mudah diakses oleh masyarakat. Di dunia politik, teknologi mobile berperan dalam survey masyarakat, sarana pemilihan non kritis, alat penentuan kebijakan publik.
Generasi telekomunikasi mengalami perkembangan dari 1G hingga 4G :
--- 1G
 Adalah Teknologi Seluler Generasi yang Pertama. Teknologi ini menandai awal dimulainya industri -industri telekomunikasi di dunia. Saat itu, ditandai oleh buruknya sambungan, rendahnya tingkat keamanan serta kapasitas yang masih rendah. Dari sinilah awal mula ponsel berteknologi canggih “lahir” dan bermunculan.

--- 2G
Adalah Teknologi Seluler Generasi Kedua. Teknologi yang dibuat sebagai penerus dari 1G ini masih tetap digunakan di berbagai belahan dunia, sampai saat ini. Teknologi 2G memiliki kualitas yang jauh lebih baik dan juga tingkat keamanan yang jauh lebih tinggi. Pada era ini, dimulailah masa pengiriman pesan singkat (SMS), walau terbatas hanya dalam hal komunikasi data.
--- 2.5G
Teknologi ini merupakan masa transisi yang ada setelah teknologi 2G dan sebelum beranjak ke teknologi 3G. Teknologi ini memberikan kapasitas transmisi data yang tentunya jaug lebih besar. Pada masa ini juga, mulai dikenal layanan - layanan data yang berbasis pada GPRS (General Packet Radio Service). Pada era ini, kecepatan transmisi/ akses data mencapai hingga 56 kbps - 115 kbps.
--- 2.75G
Teknologi ini juga merupakan teknologi transisi setelah dibuatnya teknologi 2.5G dan sebelum beranjak ke teknologi 3G. Teknologi ini memberikan kapasitas transmisi data yang jauh lebih besar. Pada era ini juga, mulai dibuatnya layanan data dengan berbasis EDGE. Pada era ini, kecepatan akses dan transmisi data mencapai hingga 236.8 kbps.
--- 3G
Teknologi ini pertama kali dikemukakan di Jepang pada tahun 2001. Teknologi ini memberikan kapasitas transmisi data yang semakin tinggi, sehingga teknologi ini dapat digunakan untuk video conference, selain itu juga untuk akses internet berkecepatan tinggi, download konten seperti gambar, lagu, dan video, hingga melakukan streaming baik audio maupun video. Pada era ini juga, kecepatan akses data meningkat hingga mencapai 384 Kbps - 2 Mbps.
--- 3.5G
Teknologi ini merupakan teknologi transisi sebelum beranjak ke teknologi 4G. Pada era ini, kecepatan akses data mencapai hingga 14 Mbps untuk Download dan 5.8 Mbps untuk upload. Teknologi transfer data yang digunakan adalah teknologi HSPA+.
--- 4G
Teknologi ini merupakan penerus dari teknologi 3G. Teknologi ini, memberikan layanan yang amat  lengkap dan juga aman dengan berbasis IP (Internet Protocol) secara penuh misalnya akses internet berkecepatan up to 100 Mbps, layanan bermain game online, dan juga multimedia streaming. Ada 2 sub-kategori teknologi di era 4G. Yang pertama merupakan kelanjutan dari teknologi 3G, yaitu teknologi yang dinamakan LTE (Long Term Evolution). Yang kedua adalah pengembangan dari teknologi WiFi, yaitu teknologi WiMax.

Sumber:
http://yaniasiah.wordpress.com/2011/11/11/perkembangan-teknologi-mobile/ 
http://komunikasi.us/index.php/mata-kuliah/media-convergence/12-response-paper-ptk-2013/1251-response-paper-ptk 
 

Cloud Computing

Cloud Computing dalam Dunia Pendidikan


Apa itu Cloud Computing?

Komputasi awan (bahasa Inggris: cloud computing) adalah gabungan pemanfaatan teknologi komputer ('komputasi') dan pengembangan berbasis Internet ('awan'). Awan (cloud) adalah metafora dari internet, sebagaimana awan yang sering digambarkan di diagram jaringan komputer. Sebagaimana awan dalam diagram jaringan komputer tersebut, awan (cloud) dalam Cloud Computing juga merupakan abstraksi dari infrastruktur kompleks yang disembunyikannya. Ia adalah suatu metoda komputasi di mana kapabilitas terkait teknologi informasi disajikan sebagai suatu layanan (as a service), sehingga pengguna dapat mengaksesnya lewat Internet ("di dalam awan") tanpa mengetahui apa yang ada didalamnya, ahli dengannya, atau memiliki kendali terhadap infrastruktur teknologi yang membantunya. Menurut sebuah makalah tahun 2008 yang dipublikasi IEEE Internet Computing "Cloud Computing adalah suatu paradigma di mana informasi secara permanen tersimpan di server di internet dan tersimpan secara sementara di komputer pengguna (client) termasuk di dalamnya adalah desktop, komputer tablet, notebook, komputer tembok, handheld, sensor-sensor, monitor dan lain-lain."

Komputasi awan adalah suatu konsep umum yang mencakup SaaS, Web 2.0, dan tren teknologi terbaru lain yang dikenal luas, dengan tema umum berupa ketergantungan terhadap Internet untuk memberikan kebutuhan komputasi pengguna. Sebagai contoh, Google Apps menyediakan aplikasi bisnis umum secara daring yang diakses melalui suatupenjelajah web dengan perangkat lunak dan data yang tersimpan di server. Komputasi awan saat ini merupakan trend teknologi terbaru, dan contoh bentuk pengembangan dari teknologi Cloud Computing ini adalah iCloud.



 Kalau kita simak di Indonesia ada 3 kendala besar di bidang pendidikan:

  1. Jumlah kursi yang tersedia atau daya tampung sekolah baik dari SD sampai perguruan tinggi adalah sangat jauh dari kebutuhan yang ada.
  2. Kemampuan ekonomi yang sangat lemah karena masih banyak keluarga yang hidup berkekurangan sehingga tidak mampu menyekolahkan anak anak mereka di sekolah yang bermutu.
  3. Kekurangan tenaga guru yang berkwalitas.


Dengan cloud computing ketiga hal tersebut akan teratasi.  Dengan Cloud Education atau Cloud Campus maka siswa bisa mengikuti pelajaran tanpa harus datang ke sekolah tetapi bisa secara remote lewat internet. Sehingga jumlah peserta per-satu kelas bisa menjadi tidak terbatas seperti umumnya pendidikan yang membutuhkan ruangan secara fisik.

Dengan demikian untuk masalah yang kedua juga menjadi teratasi karena biaya penyelenggaraan pendidikan jadi jauh lebih murah.  Ditambah lagi dengan pemakaian ebook sebagai sumber pustaka sehingga bisa diberikan secara gratis kepada para siswa.  Microsoft baru saja menginvestasikan US$300 juta untuk ebook.

Cloud Computing juga memungkinkan instruktur untuk mengajar dari jarak jauh tanpa harus hadir ke satu lokasi tertentu atau kelas sehingga kita bisa mempunyai para instruktur berbobot dari manca negara.

Salah satu contoh Cloud Computing dalam dunia pendidikan adalah kerjasama Microsoft dengan PesonaEdu iLearning untuk mengajarkan pendidikan tentang teknologi awan (Cloud) di Sekolah. Sekolah sebagai tempat menempa siswa - dalam mempersiapkan masa depan mereka. PesonaEdu ilearning adalah Lembaga Pendidikan Teknologi Informasi dan Komunikasi yang melayani Pendidikan TIK bagi dunia pendidikan. Microsoft sebagai salah satu penyedia Cloud memiliki produk-produk yang lengkap. Dari mulai Cloud untuk infrastructure sampai Cloud untuk collaboration.

Salah satu teknologi Cloud untuk collaboration yang dimiliki Microsoft adalah Live@EDU. Microsoft Live@Edu adalah sebuah teknologi kolaborasi berbasis Cloud untuk institusi pendidikan yang didalamnya terdapat e-mail, online storage, dan office web App. Dengan menggunakan live@edu, sekolah dapat memiliki e-mail dengan domain sekolah itu sendiri tanpa harus melakukan konfigurasi sendiri disisi server. Selain itu, tiap siswa akan mendapatkan e-mail dengan ukuran 10 GB, penyimpanan online dengan kapasitas 25 GB dan juga Office web app yang bisa diakses dari/ke manapun dan kapanpun tanpa harus menginstall aplikasi tertentu, cukup menggunakan web browser.


Dengan adanya kerjasama ini diharapkan dapat meningkatkan competitiveness pendidikan TIK di indonesia dan siswa indonesia pada khususnya. Sehingga siswa tidak hanya mengenal perangkat lunak seperti Microsoft Windows dan Office saja, tetapi juga mengerti akan manfaat dan kegunaan teknologi Cloud sebagai media layanan yang dapat digunakan sehari-hari. Selain itu akses ke situs Dreamspark membuka kesempatan kepada siswa – siswi Indonesia untuk menjadi produsen teknologi bukan menjadi consumer teknologi. Karena aplikasi yang disediakan dalam situs Dreamspark merupakan aplikasi pembantu untuk menciptakan aplikasi baru, bukan aplikasi pemakai (End User).

Sumber :
http://tiezdimas.blogspot.com/2012/06/cloud-computing-pada-bidang-pendidikan.html
http://www.purwadhikapress.com/manfaat-cloud-computing-untuk-dunia-pendidikan.html